Kamis, 05 November 2009

dove-sisterhood

Dove menyediakan website khusus untuk perempuan, alamatnya di =www.Dove-Sisterhood.com, silahkan gan cek TKP.

Disini kaskuserwati bisa sharing informasi tentang gaya rambut, trend terbaru, cari input, cari temen dan tampil pede Abiss
Selain itu disini kalian juga bisa membantu sesama perempuan yang sedang mengalami kesulitan seperti, perempuan yang menjadi kepala keluarga dengan ekonomi yang kurang karena ditinggal suami, baik itu bercerai atau suaminya telah meninggal dunia.
Bayangkan kalau kita dalam kondisi seperti itu Gan? Pasti berat menghadapi cobaan.... Karena itulah disini Dove mengajak para kaskuserwati untuk membantu Perempuan Kepala Keluarga yang tergabung didalam yayasan PEKKA (Perempuan Kepala Keluarga). Oleh PEKKA, para perempuan kepala keluarga ini dibantu melalui pelatihan, keterampilan, pendidikan dan pelatihan-pelatihan lainnya untuk bisa hidup mandiri dan percaya diri untuk dirinya sendiri dan juga keluarganya.

Nah Kaskuserwati, tidak ada salahnya kalian sebagai sesama wanita mendukung gerakan Dove Sisterhood, jadi kalian bisa menolong para Perempuan Kepala Keluarga itu supaya meraka bisa menjadi Amazing Single Mom, dan juga membangun rasa persaudaraan (sisterhood).

Gini nih gan caranya :
1. Login ke www.Dove-Sisterhood.com
2. Isi lengkap data diri dan masukin production code yang ada di kemasan Dove yg shampoo ataupun conditioner. Production Code ini biasanya dicetak di leher botol atau di bagian bawah botol shampoo atau diemboss di ujung tube conditioner dan terdiri dari 8 atau 9 angka.
3. Ajak temen-teman wanita kamu sebanyak-banyaknya, karena setiap 1 orang yang berhasil kamu ajak gabung, Dove akan sumbangkan Rp.1000 untuk yayasan PEKKA. Cukup dengan mengajak, kalian sudah ikut membantu looh....

Untuk memudahkan, kalian bisa memakai fasilitas facebook invitation yang ada didalam website Dove, gampang banget gan. Jika teman-temang kamu mau ikut bergabung, maka dengan sendirinya kamu sudah bisa menjadi team leader bagi kelompok sisterhood-mu. Untuk Team leader ada hadiah tersendiri....gan...!!! mantap...nih

(Bagi yang sudah jadi team leader suatu kelompok ga bisa menjadi team leader kelompok lain, begitu juga anggota sisterhood suatu kelompok, tidak bisa menjadi sisterhood di kelompok lain).

Waahh.. ayo segera kalian ajak temen-temen kantor, temen kuliah, temen main, gank wanita loe deh... lumayan ada hadiahnya niih... ga tanggung2, & untuk sisterhoodnya (bukan team leader) juga dapat hadiah loh..

Keuntungan dan juga hadiah gabung di Sisterhood Dove ini :
• Otomatis menjadi donatur untuk mendukung misi Dove Sisterhood membantu ‘Perempuan Kepala Keluarga’ hidup mandiri
• Member card yang menandakan keanggotaan kamu di Dove Sisterhood.
• Discount voucher untuk satu kali pembelanjaan produk-produk Dove di Hypermart.
• Team leader kit yang bisa dipakai untuk mengajak teman-temanmu bergabung dalam Dove Sisterhood.

Keuntungan dan juga hadiah menjadi Team leader :
• Team leader dengan 25 orang member akan mendapat discount voucher ke-2
• Team leader dengan 50 orang member akan berkesempatan mengikuti Dove Hair Camp di mana Sister bisa bertemu dengan Sister yang lain dan menikmati One Fine Day bersama-sama.
Top team leader dengan member Sisterhood terbanyak sampai akhir Januari 2010 akan memenangkan :
o Top 1 : 50 juta rupiah
o Top 2 : 30 juta rupiah
o Top 3 : 25 juta rupiah
o Top 4 : 20 juta rupiah
o Top 5 : 15 juta rupiah
o Top 6 : Laptop (untuk 2 team leader)
o Top 7 : Blackberry (untuk 3 team leader)
o Top 8 : Digital Camera (untuk 5 team leader)
o Top 9 : iPod (untuk 7 team leader)
o Top 10 : HP (untuk 8 team leader)

• Top 5 team leader juga berkesempatan untuk tampil bersama Maia Estianty di testimonial Dove berikutnya.

Keren kan gan, jadi selain bisa melakukan banyak hal, cari temen, cari hadiah, kalian juga melakukan kegiatan sosial membantu sesama wanita. Buruuuan kapan lagi…. Sebelum akhir januari gan....

Segera cek TKP ke =www.Dove-Sisterhood.com

source : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2593659

Sabtu, 31 Oktober 2009

Gerakan Nasional Dukungan Terhadap KPK

Andika Gunadarma Puisi bagus dari mas Tulus Wijanarko Redpel Koran Tempo

SAJAK KAUM CICAK

Kami tahu tanganmu mencengkeram gari
karena kalian adalah bandit sejati
Kami tahu saku kalian tak pernah kering
karena kalian sekumpulan para maling
Kami mahfum kalian memilih menjadi bebal
sebab melulu sadar pangkat kalian hanyalah sekadar begundal
Kami tahu kalian berusaha terlihat kuat menendang-nendang
demikianlah takdir para pecundang
Kami mengerti otak kalian seperti robot
meski demikian kalian sungguh-sungguh gemar berkomplot
Kami sangat terang kenapa kalian begitu menyedihkan
karena kalian memang hanyalah gerombolan budak
yang meringkuk jeri di mantel sendiri
Kami tahu kenapa kalian gemetar ketakutan
dan tanganmu menggapai-gapai sangsi ke udara
karena kalian tahu
Kami tidak takut kepadamu
Kami tidak takut kepadamu
dan akan melawan tak henti-henti
kami tahu
kalian gemetar,
Kami sangat tahu
kalian sungguh gemetar!

Buat teman-teman yang peduli dengan bangsa ini dan buat yang ingin mendukung KPK, Hari Senin tanggal 2 November mohon untuk menggunakan pakaian hitam atau pita hitam di lengan....

SAVE THE NATION, STOP THE CONSPIRACY!

Buat yang ga bisa, ikut do'a aja ya ^^








Senin, 19 Oktober 2009

PENGEMIS, DKK. (SEBUAH POTRET KEMISKINAN ATAU KEMALASAN?)

Hari ini saya agak sedikit terusik dengan ocehan dan teriakan seorang banci. Sekitar jam 3 sore, ada bunyi kecrek2 dan datanglah seorang banci dengan kostum banci pada umumnya mulai bernyanyi dengan suara yang stereo, Sang Banci tak ada yang menghiraukan satupun. Sang Banci mulai ngoceh, “duh mentang2 sama banci ya pada nyuekin” kita tetap tak bergeming dan tetap sibuk dengan pekerjaan masing2, Sang Banci emang berani masuk kantor, padahal di pintu ada tulisan “ Selain karyawan dilarang masuk” (apa sang Banci ga bisa baca ya?!) Maklum di kantorku tidak ada satpam. Setelah lama Sang Banci mulai ngoceh lagi, mulai mengocehiku (Mungkin karena saya yang sering ketemu ni Banci dan ngasih dia duit, Hari ini saya memutuskan untuk tidak memberinya karena dia udah terlalu sering, minggu ini aja udah dua kali) “ Bu Haji minta dong” saya diam “ Ih Itu yang pakai kerudung (hanya saya) ga bisa dengar ya!” saya tetap tak bergeming, kasian si sebenernya tapi saya bosan juga kalo udah keseringan!. Akhirnya seorang teman ga tahan juga denger ocehannya.. (Banci ini kalo belum dikasih ga bakal pergi dan akan duduk manis di kursi tamu)

Selain Banci, minggu ini saya juga ketemu beberapa pengemis, tapi mereka lebih sopan, hanya di depan pintu ga berani masuk kedalam. Memang kasian si melihat fisik mereka, saya tidak tahu suami istri, adik kakak, atau teman sependeritaan. Yang bapak tua memegang tongkat, sepertinya dia buta. Dan yang satunya perempuan tua mengaping Bapak Tua Berjalan..

Pemandangan Banci Pengamen dan Pengemis bukan minggu ini saja saya lihat, tapi sangat sering (setiap hari). Apakah ini sebuah potret kemiskinan atau kemalasan???

“ Fakir Miskin dan Anak Terlantar Dipelihara oleh Negara” ini menurut UUD’45. dan Realitasnya memang Fakir Miskin dan Anak Terlantar “dipelihara” oleh Negara, sampai-sampai jumlah mereka semakin bertambah. Sangat ironis. Ketika ada pengajian di Mesjid Agung, Puluhan Pengemis siap menunggu sedekah di setiap pintu masuk dan pintu keluar. Kebanyak adalah perempuan setengah baya dan anak-anak.

Sebelumnya saya hanya simpati terhadap pengemis perempuan dan anak-anak2. (Tidak bermaksud bias gender). Kalo laki-laki, masih kuat, masih cukup muda rasanya saya ogah ngasih. Tapi sekarang saya bingung, mau perempuan, mau anak2 ternyata mereka ada koordinatornya dan setor uang hasil mengemis kepada mereka. Bahkan banyak pengemis yang punya rumah dan kendaraan bermotor. Hey, berarti uang yang aku kasih belum tentu bisa dinikmati mereka, atau ternyata aku ngasih orang pemalas dan sebenarnya tidak berhak aku kasih. Bahkan, katanya yang balita-balita yang digendong itu banyak yang sewaan. Ckckckck..... Jadi kita harus bagaimana?? Saya jadi bingung harus bagaimana sama mereka, mo ngasih takut dia punya koordiantor, atau sebenarnya dia ga miskin (Pengemis karena profesi bukan karena benar-benar miskin). Ga ngasih rasanya suka tidak tega melihat orang yang cacat, tua renta, dan perempuan yang membawa2 balita.

Waktu kuliah, saya pernah kenal seorang anak kecil yang mengemis. Dia sering main di kampus. Menurut pengakuannya, dia masih sekolah, waktu itu kelas 3 SD. Dan Ibunya memang tidak mampu dan hanya bekerja serabutan, Ayahnya entah kemana. Kalo saya dan teman-teman mau membelikan dia makanan, dia suka nolak dan minta mentahnya. (waduh, matre juga ni anak :p ). Sebenarnya sih tidak mendidik dengan terus memberikan dia uang kalo ketemu. Tapi hati yang bicara, rasanya tidak tega...

Sebegitu menjanjikannyakah profesi tersebut?? Sampai-sampai mereka membuang jauh2 rasa malu dan menengadahkan tangan kepada setiap orang, atau karena mereka tidak punya modal dan keterampilan untuk bekerja? Atau tidak ada lapangan pekerjaan untuk mereka?

Sebenarnya saya lebih menghargai banci yang bekerja di salon daripada yang menjadi PSK atau pengamen. Saya juga lebih menghargai perempuan yang menjadi PRT, baby sitter, buruh cuci dsb daripada menjadi pengemis. Dan saya lebih senang melihat anak-anak berada di sekolah atau bermain dengan teman2 sebayanya, bukan di jalan, mengamen dan meminta2.

Pemerintah rasanya belum melakukan sesuatu yang signifikan untuk menangani masalah ini, selain dengan melakukakan razia dan mengirimnya ke Depsos. Tapi ini saya rasa belum efektif, karena kebanyakan dari mereka kembali ke pekerjaan semula sebagai pengemis, preman, PSK, pengamen, dll. Entah karena pekerjaan lama lebih menghasilkan atau enatah apa.

Rakyat kita butuh Pendidikan, Modal, Kesempatan Berwiraswasta (persaingan yang sehat) dan Lapangan Pekerjaan yang mampu menyerap tenaga kerja dari berbagai sektor dan latar belakang pendidikan. Empat hal tersebut harus dapat terpenuhi secara bersama-sama. Modal tanpa ada kesempatan berwiraswasta dalam sebuah atmosfir persaingan yang sehat adalah sia2. Pendidikan gratis atau murah tanpa Lapangan pekerjaan yang luas hanya akan menambah jumlah pengangguran.

Semoga akan terlahir pemimpin yang mampu membawa Indonesia kedalam kemakmuran. Saya tidak peduli mau menggunakan sistem pemerintahan seperti apa, sistem politik macam apa, demokratis atau tidak, yang penting bisa membuat Indonesia menjadi Negara Makmur.

Saya adalah orang yang menganggap Indonesia terlalu memaksakan diri menjadi negara demokratis. Sepengatahuan saya dalam sebuah teori demokrasi, salah satu prasyaratnya adalah Kemakmuran. Apakah Indonesia sudah makmur?? Kalo Indonesia sudah makmur, Pemerintah ga perlu pusing mikirin dana Pemilu mau satu putaran, dua putaran, tiga putaran atau berputar-putar sekalipun. Amerika perlu ratusan tahun untuk menjadi negara Demokratis seperti sekarang ini.

Ini hanya suara hati saya....

CELANA PANJANG VS KEBEBASAN DI SUDAN

Seorang wanita Sudan menarik perhatian media internasional, setelah dia diadili atas dakwaan mengenakan busana yang dinilai tidak pantas di tempat umum.

Dalam suatu razia, polisi menahan Lubna Ahmed al-Hussein yang bercelana panjang saat berpesta di sebuah restoran.

Perkara ini berlanjut ke pengadilan dan memicu debat mengenai kebebasan, norma adat dan keagamaan.

Pada hari pertama kasus tersebut disidangkan, massa pendukung Lubna Ahmed al-Hussein berkumpul di luar gedung pengadilan di Khartoum.

Mereka memekikkan semboyan kebebasan. Sekretaris jenderal Persatuan Wanita Sudan, Doktor Ihsan Fagiri, mengatakan, dia ikut berdemo untuk menyoroti perlunya kebebasan yang lebih longgar bagi masyarakat Sudan.

Seorang pendukung lain Lubna al-Hussein, aktivis HAM Sudan Doktor Nahid Tobia nekat mengambil risiko dengan mengenakan celana panjang ke pengadilan.

"... andai saja bisa menentukan, saya akan haruskan semua orang mengenakan celana panjang," kata Nahid.

Doktor Nahid Tobia mengakui orang-orang seperti dirinya memang memiliki posisi yang lebih kuat daripada banyak wanita lain di Sudan.

"Sayangnya, Lubna atau saya sendiri dan orang-orang seperti kami mendapat perlindungan hingga kadar tertentu," ujarnya.

Doktor Nahid Tobia mencontoh penuturan seorang wanita yang bekerja sebagai pembersih di rumahnya.

Wanita itu biasa mengenakan jubah hitam, seperti wanita di Arab Saudi, katanya.

"Lalu, saya kepada dia 'mengapa kamu mengenakan pakaian ini?', dan dia mengatakan, 'karena jika saya berjalan dengan mengenakan celana panjang, mereka akan menahan saya. Petugas akan mencoba meminta saya membayar seratus dollar. Dan, jika saya tidak membayar, mereka akan mencambuk kami'," tutur Nahid.

Memilih pasrah

Lubna al-Hussein ditahan di sebuah restoran bulan Juli. Ada 12 wanita lain yang juga mengenakan celana panjang seperti dirinya.

Sepuluh orang wanita yang ditahan memilih pasrah dan langsung menerima sanksi 10 cambukan.

Sedangkan, al-Hussein dan dua wanita lain memilih melawan di pengadilan. Dan, mantan wartawan itu kemudian didakwa melanggar pasal 152 kitab hukum pidana Sudan. Pasal tersebut melarang orang berbusana "tidak pantas" di tempat umum.

Pada awalnya, kasus terhadap Lubna al-Hussein bergantung pada apakah hakim menyatakan pengadilan bisa mengadili dia, seperti dijelaskan wartawan BBC di Sudan, James Copnall.

"Pada saat pelanggaran terjadi, menurut pengadilan Sudan, Lubna Hussein dipekerjakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan dengan demikian semestinya mendapat kekebalan diplomatik, dan tidak akan bisa dituntut," katanya.

Namun, Lubna memutuskan mengundurkan diri dari posnya di PBB agar bisa menghadapi kasus ini. "Dia bertekad untuk menantang undang-undang. Dia bertekad untuk mengubah undang-undang," tambahnya.

Menjelang sidang, Lubna al Hussein berhasil mengubah pengadilan terhadap dirinya sebagai forum kampanye publik.

Dengan memanfatkan jaringan kontaknya, Lubna yang pernah menjadi wartawan berhasil mengundang wartawan untuk hadir dan meliput sidangnya.

Isu kebebasan

Menurut wartawan BBC James Copnall, perkara Lubna al-Hussein mengundang reaksi keras dari berbagai pihak di dalam Sudan.

"Ini benar-benar menjadi uji kasus bagi hak kaum wanita di Sudan, dan perkara ini benar-benar membuat pendapat publik di sini terpecah-pecah," atanya.

Bagaimana pun Lubna Ahmed al-Hussein akhirnya dinyatakan melanggar hukum. Namun, dia tidak dihukum 40 kali cambukan.

Sebagai sanksi, dia kemudian mendapat pilihan membayar denda atau menghuni sel penjara selama satu bulan.

Meski vonis telah keluar, perkara Lubna ini mencerminkan benturan antara nilai Islami dan tradisional Sudan dan gagasan kebebasan seperti yang diyakini Lubna al-Hussein.

Dan, norma adat dan norma keagamaan memiliki pengaruh yang kuat di masyarakat Sudan, kata Auzai Mahfudz, mahasiswa Indonesia yang tengah merampungkan program master di bidang ilmu hadis di Omdourman, Sudan.

Kasus Lubna Hussein memang sudah selesai di ruang sidang. Namun, banyak aktivis yakin, debat mengenai hak atas kebebasan bagi wanita dan nilai-nilai tradisional di Sudan masih akan berlanjut.

source : www.bbc.co.uk